ANALISIS SFAT HUJAN BULAN NOVEMBER 2023
Muflihah     Tanggal Update 2024-01-02     Waktu Update 02:49:22
PDF Tidak Tersedia  
Jl. Angkasa I No.2 KemayoranJakarta Pusat, DKI Jakarta 10610PO Box 3540 Jkt.
Call Center (021) 196Fax (021) 4246703
Berdasarkan data BMKG, pada bulan Agustus sampai September 2022 mendatang, wilayah Indonesia umumnya diprakirakan mengalami curah hujan kategori menengah.
Pada bulan Agustus 2022, sejumlah 9,86 persen wilayah Indonesia diprakirakan mengalami curah hujan kategori rendah (0-100 mm/bulan), dan 67,12 persen diprakirakan menengah (100-300 mm/bulan).
Baca juga: 5 Putra Mbah Suratmi Lumpuh, Hidup Sebagai Orangtua Tunggal dan Sempat Tanyakan Takdir
Selanjutnya, sekitar 23,02 persen wilayah lainnya diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi hingga sangat tinggi (>300 mm/bulan).
Sedangkan, pada bulan September 2022, BMKG memprakirakan sejumlah 4,26 persen wilayah Indonesia mengalami curah hujan kategori rendah.
Sekitar 66,42 persen diprakirakan mengalami curah hujan kategori menengah dan 29,32 persen diprakirakan tinggi hingga sangat tinggi pada September 2022.
Pada bulan September nanti, sejumlah 6,95 persen curah hujan di wilayah Indonesia diprakirakan bersifat Bawah Normal (BN), sekitar 14,69 persen diprakirakan bersifat Normal, dan 78,36 persen bersifat Atas Normal (AN).
Untuk diketahui, sifat curah hujan Bawah Normal merupakan hujan yang bersifat lebih kering daripada Normalnya, begitupun sebaliknya saat curah hujan bersifat Atas Normal artinya hujan akan terjadi dengan intensitas lebih basah dari normalnya.
Baca juga: Perlu Hati-hati, TBC Ditularkan Melalui Droplet atau Percik Renik, Ini Kata Dokter
Dodo menjelaskan, prakiraan musim hujan yang dikeluarkan BMKG ini dapat dimanfaatkan oleh stakeholder di pusat maupun daerah sebagai pedoman perencanaan kegiatan di berbagai sektor, seperti awal musim tanam, termasuk antispasi potensi kebencanaan.
Sedikitnya ada 12 sektor yang membutuhkan data dan informasi tersebut, yakni transportasi, pembangunan infrastruktur, pertanian dan kehutanan, kelautan dan perikanan, tata ruang, kesehatan, pariwisata, pertahanan keamanan, sumber daya air, sumber daya energi dan pertambangan, industri, serta penanggulangan bencana.
Tips Menghadapi Cuaca Panas dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
Note: It looks like JavaScript is disabled in your browser. Some elements of this form may require JavaScript to work properly. If you have trouble submitting the form, try enabling JavaScript momentarily and resubmit. JavaScript settings are usually found in Browser Settings or Browser Developer menu.
Please login to view this page.
Please login to view this page.
Please login to view this page.
Sederet fenomena langit bakal terjadi di bulan November mulai dari hujan meteor sampai oposisi Planet Jupiter dan Uranus. Berikut rincian waktunya.
Jika Anda pemburu pemandangan langit, ada beberapa hal yang harus diingat agar tak melewatkan momentum keindahannya. Terlebih, sejumlah fenomena kerap berlangsung hanya sebentar saja. Ketepatan waktu jadi senjata.
Terlebih, November jadi masa mulai datangnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia setelah berbulan-bulan dilanda kekeringan imbas El Nino. Efeknya, langit bakal mendung melulu dan menutupi pemandangan langit itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pastikan pula lokasi pengamatan Anda tak banyak terpapar polusi cahaya. Wilayah pedesaan atau pegunungan mestinya jadi opsi.
Untuk lebih detilnya, berikut deret fenomena langit di bulan November dan waktunya yang dirangkum CNNIndonesia.com dari berbagai sumber:
Awal November, hujan meteor Taurids, yang tergolong minor, bakal mewarnai langit meski frekuensinya tak begitu banyak.
Hujan meteor ini akan terjadi setidaknya tiga meteor per jam dan puncak hujan meteor terjadi pada larut malam dibandingkan sebelum fajar seperti kebanyakan hujan meteor.
Jadi, jika Anda sedang berkemah atau berada di luar ruangan pada malam itu, mungkin Anda akan menangkap satu atau dua bola api meskipun jumlahnya sedikit, seperti dikutip dari situs Almanac.
Menurut keterangan Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (ORPA BRIN), hujan meteor ini terbagi dua, yakni Taurid Selatan dan Taurid Utara.
Taurid Selatan terjadi pada 6 November dengan frekuensi 6,3 sampai 6,9 meteor per jam. Ini terjadi pada saat Bulan masuk fase perbani akhir alias bulan separuh.
Taurid Utara berlangsung pada 13 November dengan kemunculan 4,2 sampai 4,8 meteor per jam. Fenomena ini bersamaan dengan fase bulan baru alias tak tampak Bulan.
Pada pertengahan November dini hari, fenomena hujan meteor mayor akan terlihat di bagian timur laut dekat konstelaai Leo, Hujan Meteor Leonid.
Leonid dapat terlihat dari Belahan Bumi Utara dan Selatan, jadi di mana pun Anda berada, jika Anda jauh dari polusi cahaya dan memiliki langit yang cerah, Anda dapat duduk santai dan menonton acara tahunan ini.
ORPA BRIN menyebut Hujan Meteor Leonid mencapai puncaknya pada 18 November. Frekuensinya bisa mencapai 8 sampai 12 meteor per jam jika pengamatan dilakukan di Rote Ndao, NTT, dan 9 hingga 14 meteor per jam di Sabang, Aceh.
Pada saat yang sama, Bulan masuk fase Sabit Awal, yang artinya hujan meteor bakal lebih jelas karena pesaing lemah.
Oposisi Jupiter dan Uranus
Dua planet raksasa gas, Jupiter dan Uranus, bakal saling berseberangan bulan ini. Keduanya akan berada pada titik orbit yang paling dekat dengan Bumi, dan juga sepenuhnya berlawanan dengan Matahari.
Dikutip dari RMG, oposisi adalah waktu terbaik untuk melihat planet mana pun karena lebih terang dari biasanya.
Jupiter akan mencapai oposisi pada tanggal 2-3 November, dan bisa dibilang merupakan peristiwa langit yang cukup langka karena hanya terjadi setiap 13 bulan sekali.
BRIN menyebut Jupiter akan mengalami puncak Oposisi Solar pada Jumat (3/11) pukul 12.03 WIB.
Sementara, Uranus akan mencapai oposisi pada 14 November pukul 00.19 WIB ketika jaraknya mencapai 18,6 Unit Astronomi (AU) dari Bumi. Magnitudonya akan +5,6, sehingga memungkinkan untuk dilihat dengan mata telanjang.
Jika area Anda tidak terlalu berpolusi cahaya dan cuaca mendukung, Anda akan dapat melihatnya. Jika tidak, Anda dapat melihatnya dengan teleskop.
Uranus bakal tampak sebagai piringan berwarna hijau muda, dan Anda bahkan mungkin dapat melihat beberapa bulannya! Jika Anda melewatkan oposisi Uranus, jangan khawatir, karena dia akan tetap bersinar hingga pertengahan Desember.
Purnama dan arah kiblat di halaman berikutnya...
Menurut data ORPA BRIN, fase Purnama akan terjadi pada 27 November pukul 16.16 WIB atau 17.16 WITA atau 18.16 WIT.
Di Amerika Utara, Bulan Purnama November populer disebut 'bulan berang-berang' (beaver moon). Istilah ini, dikutip dari The Washington Post, berasal dari penduduk asli Amerika dan diwariskan ke bangsa Eropa.
Pasalnya, pada periode inilah berang-berang menjadi sangat aktif, memperbaiki bendungan dan sarangnya untuk hibernasi musim dingin. Karena mereka kebanyakan aktif di malam hari, cahaya Purnama November membantu mereka melakukan pekerjaannya.
Sementara, fase Bulan lainnya di November antara lain Perbani Akhir (bulan separuh) 5 November pukul 15.37 WIB atau 16.37 WITA atau 17.37 WIT.
Fae Bulan Baru (bulan mati) terjadi pada 13 November pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA atau 18.37 WIT; serta Perbani Awal (bulan separuh) berlangsung pada 20 November pukul 17.50 WIB atau 18.50 WITA atau 19.50 WIT.
BRIN juga mengungkap fenomena Nadir Ka'bah akan terjadi pada 29 November pukul 04.09 WIB atau 05.09 WITA atau 06.09 WIT.
Nadir Ka'bah adalah fenomena astronomis saat Matahari berada tepat di nadir atau titik terbawah saat tengah malam.
[Gambas:Infografis CNN]
Karena Bumi bulat, Matahari akan berada tepat d atas titik antipode Ka'bah (titik yang terletak di belahan Bumi yang berlawanan terhadap Ka'bah) ketika tengah hari. Hal itu berujung bayangan Matahari pada saat pagi, siang, dan sore akan mengarah ke kiblat.
Fenomena ini sering kali dimanfaatkan sebagai waktu yang tepat untuk meluruskan arah kiblat. Namun, atur ulang arah kiblat cuma bisa dilakukan di wilayah yang terkena ketika Matahari berada di atas ufuk.
Yakni, Maluku (kecuali Pulau Buru), Papua Barat, Papua, Timor Leste (kecuali distrik Oecussi), Papua Nugini, Selandia Baru, sebagian besar Australia, negara-negara di Oseania, Amerika Serikat, sebagian besar Kanada, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Untuk melakukan koreksi arah kiblat, Anda perlu memastikan beberapa hal sebelum melakukan pengukuran.
Pertama, tegak lurus atau posisi tongkat maupun bandul diletakkan tegak lurus ke permukaan Bumi. Kedua, rata atau tempat meletakkan benda maupun jatuhnya bayangan Matahari harus rata. Ketiga, tepat waktu.
Pengukuran untuk koreksi arah kiblat dapat dilakukan 40 menit sebelum dan sesudah waktu yang ditentukan dengan toleransi setengah menit jika cuaca kurang mendukung.
Badan Pusat Statistik Kabupaten EndeJl. Eltari - Ende - Nusa Tenggara Timur
Mailbox : [email protected]
Distribusi curah hujan bulan November 2023 wilayah D.I Yogyakarta pada umumnya bervariasi rendah – menengah dengan curah hujan berkisar 0 – 300 mm.
Gambar 1. Prakiraan Curah Hujan Bulan November 2023
Pada bulan November 2023, sebagian besar wilayah Sumatera Selatan diprakirakan mendapat curah hujan dengan kategori Menengah (100 – 300 mm), kecuali sebagian sebagian kecil OKI bagian selatan diprakirakan mengalami curah hujan dengan kategori Rendah (0 – 100mm).
Gambar 2. Prakiraan Sifat Hujan Bulan November 2023
Pada bulan November 2023, sebagian besar wilayah Sumatera Selatan diprakirakan mengalami sifat hujan Bawah Normal kecuali Musi Banyuasin bagian Selatan, PALI, Muara Enim bagian timur, Sebagian besar Prabumulih, dan Banyuasin bagian Utara.